Masyarakat NTT memiliki 4 (empat) Taman Nasional
diantaranya Taman Nasional Laiwangi Wanggameti di
Kabupaten Sumba Timur, Taman Nasional Manupeu Tanadaru di Kabupaten Sumba
Barat, Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat dan Taman Nasional
Kelimutu di Kabupaten Ende.
Taman Nasional Kelimutu sebagai kawasan pelestarian alam ditunjuk sebagai Kawasan Taman Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dengan SK No. 279/Kpts-II/92 dengan luas ± 5.000 hektar. Pada Tahun 1997 ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dengan SK No. 675/Kpts-II/97 dengan luas 5.356,50 hektar dengan garis batas kawasan total sepanjang 48.423,44 meter terdiri dari 241 pal batas kawasan yang membatasi kawasan Taman Nasional Kelimutu dengan 24 Desa di 5 wilayah kecamatan di Kabupaten Ende.
Taman Nasional Kelimutu sebagai kawasan pelestarian alam ditunjuk sebagai Kawasan Taman Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dengan SK No. 279/Kpts-II/92 dengan luas ± 5.000 hektar. Pada Tahun 1997 ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dengan SK No. 675/Kpts-II/97 dengan luas 5.356,50 hektar dengan garis batas kawasan total sepanjang 48.423,44 meter terdiri dari 241 pal batas kawasan yang membatasi kawasan Taman Nasional Kelimutu dengan 24 Desa di 5 wilayah kecamatan di Kabupaten Ende.
Pada Tahun 2006, Taman Nasional Kelimutu
ditunjuk menjadi salah satu dari 20 taman nasional model di Indonesia dengan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA)
No.SK.69/IV-Set/HO/2006 tanggal 3 Mei 2006 tentang Penunjukan 20 (dua puluh)
Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model
Taman Nasional Kelimutu merupakan salah
satu daerah tujuan wisata yang cukup terkenal karena memiliki fenomena alam
yang telah melegenda dimana pada puncaknya (1.690 mdpl) terdapat 3 kawah danau
dengan warna yang berbeda-beda yang dikenal dengan nama “Danau Tiga Warna”.
Ketiga kawah danau memiliki keunikan dan nilai estetika dimana warna air dari
ketiga danau tersebut selalu berubah dari waktu ke waktu. Selain wisata
alamnya Taman Nasional Kelimutu juga memiliki wisata budaya, wisata pendidikan
dan wisata agro agroecotorism yang berada di daerah ini
dan
sedang dikembangkan.
Taman Nasional Kelimutu dikelilingi oleh pemukiman masyarakat dari komunitas adat LIO yang masih sangat kental dengan tatakrama adatnya. Ini dicirikan dengan berpadunya sifat agraris, religi dan magis. Berbagai acara seremonial adat yang digelar menunjukkan betapa kuatnya kedekatan mereka dengan alam semesta, INE PARE adalah sebutan lain dari suku LIO karena secara mithologi merekalah yang pertama kali menemukan padi sebagai bahan makanan pokok sekarang ini. Senyum dan keramah-tamahan mereka akan menyambut siapapun yang datang ke Taman Nasional Kelimutu.
Taman Nasional Kelimutu dikelilingi oleh pemukiman masyarakat dari komunitas adat LIO yang masih sangat kental dengan tatakrama adatnya. Ini dicirikan dengan berpadunya sifat agraris, religi dan magis. Berbagai acara seremonial adat yang digelar menunjukkan betapa kuatnya kedekatan mereka dengan alam semesta, INE PARE adalah sebutan lain dari suku LIO karena secara mithologi merekalah yang pertama kali menemukan padi sebagai bahan makanan pokok sekarang ini. Senyum dan keramah-tamahan mereka akan menyambut siapapun yang datang ke Taman Nasional Kelimutu.
Lokasi/obyek
yang menarik untuk dikunjungi:
Gunung Kelimutu; di
puncak Gunung Kelimutu merupakan tempat yang paling strategis
untuk
dapat melihat ketiga danau tersebut.
Moni; sumber air panas, air terjun dan perkampungan
pembuat tenun ikat tradisional, tempat pembuatan moke (Arak).
Jarak
tempuh dari pelabuhan udara/laut :
Ende – Danau Kelimutu : 67
km dan Maumere – Danau Kelimutu : 97 km
Cara pencapaian lokasi:
Via udara :
- Kupang – Ende (tiap
hari)
- Denpasar – Ende (tiap
hari)
- Kupang – Maumere (tiap
hari)
-
Denpasar – Maumere (tiap hari)
Via Laut :
- Kupang – Ende (tiap 2
minggu)
- Denpasar – Ende (tiap 2
minggu)
- Kupang – Maumere (tiap 2
minggu)
-
Makassar – Maumere (tiap 2 minggu)
Via Darat:
Nantikan
ditulisan selannjutnya ya… :)
0 komentar:
Posting Komentar